The work of art is the scream of freedom. - Christopher Lasch

16 Juni 2012

Our Friendship


Angin berdesir pelan, menyanyikan lagu mereka.
Langit biru menyembunyikan kegelapannya, bersinar terang menyinari sekitar.
Disini aku berdiri, memegang erat tangan mu.
Tak akan pernah ku lepas, sekalipun badai menyapa.

Bagai putaran film, semua kenangan terlewatkan diantara kita begitu saja.
Gelak tawa, membuat semuanya tampak jadi lebih indah.
Air mata, melengkapi rasa haru dalam hati.
Kita pernah melewati itu kawan.

Keretakan kaca persahabatan kita, terjadi kapan saja mengikuti emosi dalam diri masing-masing.
Segala masalah, ikut campur meramaikan keseharian kita.
Seakan tidak tinggal diam, membiarkan kita terus hidup dalam nikmatnya surga.
Menjatuhkan kita berkali-kali dalam lubang kepedihan.

Pada akhirnya, kita kembali berdiri disini.
Hamparan rumput hijau yang luas, yang terbentang hingga keujung bumi.
Saling berpegangan tangan.
Menguatkan mereka yang lemah, melemahkan mereka para arogan diri.

Melupakan segala perbedaan kita, menyatukan semua yang sama.
Saling mengisi gelas yang kosong.
Percaya,
Bahwa tidak ada lagi yang lebih indah dari kepercayaan dan keterbukaan bersama.

Saat jam pasir terus berdesir, menitikkan satu demi satu pasir jatuh
Saat kita harus terpaksa melepaskan pegangan kita, dan berjalan di batu-batu berbeda.
Saat itu juga, aku akan berteriak pada mu, kawan...
Kita adalah sahabat, dan selama nya akan terus seperti itu.

Aku percaya, dan ingin mendapatkan kepercayaan yang sama
Karena perpisah bukan berarti akhir dari semua kenangan yang telah terhimpun rapat
Terekam dengan indah nya dalam ingatan kita.
Selamanya, kita akan saling mengingat janji kita.

Dan aku percaya...
Kau ada di ‘samping’ ku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar